Ronde Titoni: Warung Legendaris yang Tetap Eksis di Malang Setelah 73 Tahun

redaksi

Ronde Titoni, Malang Jawa Timur. Foto/Instagram/Rondetitoni

Fajarnews.co, Malang – Ronde Titoni, kuliner legendaris asal Kota Malang, Jawa Timur, terus bertahan selama lebih dari tujuh dekade berkat dedikasi dalam menjaga rasa otentiknya. Sejak pertama kali didirikan pada tahun 1948 oleh Abdul Hadi, usaha ini telah menjadi bagian dari sejarah kuliner Malang yang tidak lekang oleh waktu. Awalnya, Ronde Titoni dijajakan dengan cara berkeliling menggunakan pikulan, menjual bola ketan berisi kacang yang disajikan dalam kuah jahe manis.

Pada tahun 1970, usaha ini mulai menetap di depan Toko Titoni di Pasar Besar Malang, dan sejak itu namanya dikenal luas melalui cerita dari mulut ke mulut. Saat ini, Ronde Titoni dapat ditemui di warung sederhana di Jalan Zainul Arifin No. 18 Sukoharjo, Klojen, Malang, yang buka mulai pukul 18.00 hingga 24.00 WIB. Meski memiliki menu sederhana dan jam operasional terbatas, warung ini tak pernah sepi pengunjung.

Sugeng Prayitno, generasi kedua penerus usaha Ronde Titoni, menegaskan bahwa kunci keberhasilan tempat ini adalah konsistensi dalam rasa. “Saya jaga agar rasa tetap seperti dulu,” ujarnya. Bagi Sugeng, menjaga keaslian rasa adalah bentuk penghormatan terhadap warisan yang diturunkan oleh sang ayah. Tak jarang, pelanggan yang pernah tinggal di Malang kembali ke warung ini hanya untuk bernostalgia dengan cita rasa yang tak berubah.

Menu andalan di Ronde Titoni terdiri dari dua varian utama, yaitu ronde basah yang disajikan dengan kuah jahe hangat dan ronde kering yang ditaburi gula bubuk serta kacang tumbuk. Kuah jahe yang digunakan memiliki rasa pedas khas yang sulit ditemukan di tempat lain. Selain ronde, ada juga angsle, kacang kuah, roti goreng, dan cakwe sebagai pelengkap.

Meski dikenal luas, Ronde Titoni tidak membuka waralaba atau menjual produknya secara online. Sugeng mengungkapkan bahwa ini merupakan bagian dari strategi untuk menjaga eksklusivitas rasa. “Makanan yang dimakan di lokasi rasanya lebih enak, itulah mengapa saya tidak jual online,” tambahnya.

Sebagai generasi penerus, Sugeng kini mulai menurunkan warisan Ronde Titoni kepada anaknya, Yusuf Risky, untuk menjaga kelestarian rasa yang telah terkenal sejak 1948. Dengan cara pembuatan yang diajarkan secara langsung, Sugeng berharap rasa khas Ronde Titoni tetap terjaga meskipun waktu terus berlalu.

Sumber : https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/05/101051978/ronde-titoni-warisan-rasa-yang-terjaga-sejak-1948
Penulis : Arnelya NL

Related Post

Tinggalkan komentar