Fajarnews.co, Kutai Kartanegara – Tiga bulan pertama 2025, sektor pariwisata di Kutai Kartanegara mencatat tren positif. Data Dinas Pariwisata (Dispar) menunjukkan pendapatan dari aktivitas wisata dan retribusi mencapai Rp9,1 miliar hingga akhir Maret.
Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Dispar Kukar, Ridha Fatrianta, menyebut angka ini masih bersifat sementara. Penghitungan pendapatan dari April hingga Mei sedang berlangsung, dan kemungkinan totalnya lebih tinggi. “Jika ditotal hingga Mei, kemungkinan pendapatannya sudah lebih tinggi. Sementara untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang langsung dikelola Dispar, tercatat sekitar Rp700 juta per Mei 2025,” ujarnya.
Ridha menilai tren ini menunjukkan perputaran ekonomi pariwisata Kukar relatif stabil, meski ada tekanan akibat kondisi ekonomi nasional yang membatasi mobilitas masyarakat dan kegiatan wisata. “Banyak kegiatan luar kota maupun kegiatan di hotel kini dibatasi, ini jelas berdampak pada perputaran ekonomi sektor pariwisata, termasuk kontribusinya terhadap PAD,” jelasnya.
Kondisi serupa juga terjadi di beberapa daerah lain, termasuk Pulau Jawa, yang mengalami penurunan hunian hotel akibat pembatasan kegiatan berskala besar. “Apakah akan meningkat atau menurun di akhir tahun, kita masih harus menunggu. Tapi sejauh ini, capaian PAD sektor pariwisata terbilang stabil,” tambah Ridha.
Sumber pendapatan pariwisata Kukar berasal dari berbagai jenis retribusi, mulai dari parkir, pajak restoran, hingga kontribusi dari event. Tidak semua dikelola langsung oleh Dispar, melainkan juga OPD teknis lain. “Kita masih dalam proses membangun sistem yang lebih baik. Potensi pariwisata Kukar besar, tinggal bagaimana kita menyiapkannya secara bertahap, termasuk melalui kolaborasi dengan dunia usaha,” tegasnya.
Dispar Kukar menargetkan optimalisasi PAD pariwisata enam bulan ke depan melalui penguatan destinasi, penyelenggaraan event budaya, dan pelibatan aktif pelaku usaha serta masyarakat lokal.
Adv/DisparKukar


