Fajarnews.co, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menunjukkan dukungan nyata terhadap pelestarian budaya lokal. Hal ini ditandai dengan kehadiran Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, dalam pagelaran wayang kulit di Desa Bukit Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, pada Rabu malam (17/6/2025).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-45 Desa Bukit Raya, yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Acara ini menjadi ajang bagi masyarakat untuk merayakan perjalanan sejarah desa sekaligus memperkuat semangat kebersamaan.
Dalam sambutannya, Arianto menegaskan bahwa kegiatan seni tradisional seperti ini sangat penting untuk dijaga dan dikembangkan. “Prinsipnya, Pemkab Kukar sangat mendukung kegiatan desa seperti ini. Tidak hanya sebagai hiburan rakyat, tapi juga menjadi momentum mengenang sejarah terbentuknya desa serta memperkuat rasa kebersamaan masyarakat,” ujarnya.
Pagelaran wayang kulit tidak hanya menghadirkan tontonan budaya yang menghibur, tetapi juga melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berbagai kuliner khas daerah serta kerajinan tangan dipamerkan di sekitar area acara, memberikan nuansa meriah sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat.
Arianto menyebut, keberadaan UMKM dalam acara budaya memberi dampak ganda. Selain memperkuat identitas lokal, kegiatan ini juga menumbuhkan geliat ekonomi masyarakat desa. Ia berharap agar sinergi antara pelaku seni, pemerintah, dan UMKM terus dijaga dalam setiap perayaan budaya.
“Semoga tahun depan bisa dilaksanakan kembali dan lebih meriah. Ini bagian dari pembangunan pariwisata berbasis masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan,” tutur Arianto menutup sambutannya.
Kegiatan ini disambut antusias oleh warga. Sejak hari pertama, masyarakat berbondong-bondong datang menyaksikan pertunjukan wayang kulit yang menampilkan cerita-cerita klasik penuh makna. Kemeriahan acara mencerminkan semangat gotong royong warga Bukit Raya dalam menjaga warisan budaya mereka.
Pagelaran tersebut tidak hanya menjadi hiburan malam semata, tetapi juga mempertegas peran budaya sebagai sarana memperkuat identitas dan kebersamaan di tengah derasnya arus modernisasi yang melanda kehidupan masyarakat desa.
Adv/DisparKukar


