Fajarnews.co, Samarinda – Pendidikan di luar negeri sering dianggap sebagai pintu menuju masa depan gemilang. Namun, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menekankan bahwa masa depan gemilang itu tidak hanya untuk individu, tetapi juga untuk daerah asal mereka. Ia mengajak generasi muda Kaltim yang menuntut ilmu di luar negeri untuk pulang dan membangun tanah kelahiran mereka.
“Para pelajar yang menerima beasiswa, khususnya di bidang kedokteran atau spesialisasi lainnya, diharapkan kembali untuk memperkuat sektor kesehatan dan mendukung kemajuan Kaltim,” ujar Ananda.
Pergerakan pelajar ke luar negeri membawa tantangan tersendiri bagi Kaltim. Statistik tahun 2021 menunjukkan bahwa lebih dari 350 ribu mahasiswa Asia Tenggara menimba ilmu di luar negeri, dengan Vietnam mendominasi angka tersebut. Ananda menegaskan bahwa Kalimantan Timur harus memanfaatkan momentum ini untuk menjadi daerah yang turut menikmati hasil dari investasi pendidikan para pelajarnya.
“Kita perlu memastikan bahwa mereka yang berangkat untuk belajar juga kembali untuk membangun. Kaltim tidak boleh hanya menjadi pengirim talenta tanpa hasil yang dirasakan di daerah,” jelasnya.
Namun, ia juga menyadari bahwa tantangan utama adalah daya tarik kehidupan di luar negeri, terutama dari sisi ekonomi.
“Banyak dari mereka akhirnya memilih menetap karena pendapatan di sana jauh lebih besar dibandingkan di Indonesia,” ujarnya.
Meski faktor ekonomi menjadi kendala utama, Ananda percaya bahwa cinta tanah air adalah kunci yang dapat memanggil generasi muda kembali ke kampung halaman. Ia mendorong adanya hubungan emosional yang kuat antara para pelajar dan tanah kelahiran mereka.
“Pemerintah daerah perlu terus berkomunikasi dengan penerima beasiswa. Dengan komunikasi yang baik, rasa tanggung jawab untuk pulang dan berkontribusi akan semakin besar,” katanya.
Selain itu, Ananda menyoroti pentingnya persiapan matang sebelum melanjutkan studi ke luar negeri. Menurutnya, kesempatan beasiswa yang semakin terbuka harus diimbangi dengan riset yang mendalam dan tujuan yang jelas.
“Belajar di luar negeri adalah kesempatan besar, tapi harus disertai dengan pemahaman tentang bagaimana ilmu itu nanti digunakan untuk membantu membangun daerah,” tambahnya.
Bagi Ananda, harapannya bukan hanya sebuah pesan, tetapi tantangan bagi generasi muda Kaltim. Mereka yang menuntut ilmu di negeri orang membawa amanah besar untuk mengaplikasikan ilmu tersebut demi kemajuan daerah.
“Ini bukan sekadar tentang pendidikan, tetapi tentang tanggung jawab pada bangsa dan daerah asal,” tegasnya.
Ia yakin, dengan pendidikan terbaik yang mereka dapatkan, generasi muda Kaltim mampu membawa perubahan besar di kampung halaman.
Penulis : Reihan Noor