Starlink Merambah Pasar Indonesia, Tawarkan Layanan Internet Rumahan Rp750 ribu/Bulan!

redaksi

Starlink, penyedia layanan internet satelit yang dimiliki oleh Elon Musk.
Starlink, penyedia layanan internet satelit yang dimiliki oleh Elon Musk.

Jakarta – Starlink, penyedia layanan internet satelit yang dimiliki oleh Elon Musk, resmi merambah pasar Indonesia dengan tawaran terbarunya. Yakni, layanan internet rumahan berkualitas tinggi dengan harga terjangkau mulai dari Rp750 ribu per bulan.

Layanan yang disebut cocok untuk keluarga ini menawarkan iming-iming berupa kuota tanpa batas. Dimana nantinya, pengguna bisa menikmati internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah tanpa perlu khawatir bakal kehabisan kuota.

Penggunanya juga diberikan rekomendasi perangkat keras seperti receiver sinyal, dengan harga sekitar Rp7,8 juta. Meski ada biaya perangkat keras yang harus dikeluarkan, namun dengan biaya bulanan yang terjangkau, layanan ini diharapkan dapat diakses oleh lebih banyak orang di seluruh Indonesia.

“Internet berkecepatan tinggi yang andal, di mana pun Anda tinggal. Rp750.000 per bulan, dengan biaya perangkat keras sebesar Rp7.800.000,” demikian pernyataan di situs tersebut.

Untuk diketahui, saat ini, akses internet yang berkualitas masih menjadi tantangan serius bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil. Maka layanan ini adalah langkah besar untuk menyediakan akses internet yang lebih luas dan terjangkau di Indonesia.

Meskipun belum tersedia secara luas di seluruh Indonesia, peta ketersediaan layanan di laman Starlink menunjukkan bahwa layanan ini akan segera tersedia di Indonesia pada tahun 2024.

Langkah Starlink untuk merambah pasar Indonesia juga mendapat perhatian dari pihak pemerintah. Bahkan, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Wayan Tony Supriyanto, mengonfirmasi hal itu.

Kata dia, Starlink telah mengajukan izin untuk penggunaan teknologi VSAT (Very Small Aperture Terminal) dan izin sebagai penyedia telekomunikasi atau Internet Service Provider (ISP).

Walau izin untuk layanan VSAT telah diterima, izin untuk menjadi ISP masih dalam proses. Hal ini menunjukkan komitmen Starlink dalam memenuhi persyaratan regulasi yang berlaku di Indonesia.

“Untuk VSAT, mereka sudah membangun hub (pusat), semuanya dan stasiun perangkatnya sudah izin juga ke SDPPI. Kalau internet, dia harus bekerja sama dengan NAP, mungkin belum selesai perjanjian kerja samanya,” bebernya, merujuk pada Network Access Provider, perizinan penyelenggaraan jasa interkoneksi internet.

Dengan hadirnya layanan internet rumahan berkualitas tinggi dari Starlink, diharapkan bisa meningkatkan konektivitas dan akses informasi bagi masyarakat Indonesia, serta mendukung perkembangan ekonomi digital di tanah air.

Related Post

Tinggalkan komentar