Fajarnews.co – Vanuatu kembali diguncang bencana. Gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,3 melanda Efate pada Selasa siang (17/12/2024). Pusat gempa yang berada di kedalaman 57 kilometer, sekitar 30 kilometer dari lepas pantai, menyebabkan kehancuran besar di Port Vila. Jembatan runtuh, longsor memutus akses jalan, dan gedung-gedung penting, termasuk kedutaan besar, tak luput dari kerusakan.
Di tengah situasi darurat ini, Pemerintah Indonesia menunjukkan solidaritasnya dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan yang total beratnya mencapai 50,5 ton. Bantuan ini dilepas secara resmi oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, pada Jumat (27/12) di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
“Arahan Presiden Prabowo Subianto sangat jelas, yaitu agar bantuan ini segera diberangkatkan. Beliau juga meminta tim yang bertugas untuk bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat Vanuatu,” ujar Pratikno dalam acara pelepasan tersebut. Ia menegaskan bahwa Indonesia memandang Vanuatu sebagai negara sahabat dan merasa prihatin atas bencana yang terjadi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengoordinasikan pengiriman bantuan berupa 21 jenis kebutuhan dasar pengungsi, seperti tenda pengungsi, tenda keluarga, jerigen lipat, genset, lampu penerangan portabel, dan lampu tenaga surya. Selain itu, BNPB juga menyediakan matras, selimut, makanan siap saji, serta peralatan kebersihan dan kebutuhan wanita. Total nilai logistik yang dikirimkan mencapai lebih dari 11 miliar rupiah.
“Ada permintaan khusus dari Pemerintah Vanuatu, yaitu perahu karet beserta mesinnya. Kami juga telah berkomunikasi intensif untuk memastikan bantuan ini sesuai dengan kebutuhan,” jelas Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Dukungan Indonesia tidak hanya berhenti pada logistik. Kementerian Kesehatan turut berkontribusi dengan mengirimkan obat-obatan seberat 6,8 ton, senilai 1,25 miliar rupiah. Paket ini mencakup hygiene kit, larvasida untuk pengendalian jentik nyamuk, obat malaria, alat penjernih air, dan emergency kit.
Sementara itu, Michael Thompson, salah seorang warga Port Vila, menggambarkan situasi pasca-gempa melalui telepon satelit. “Kerusakan sangat parah, terutama di lantai dasar gedung-gedung. Orang-orang terjebak, dan jalanan dipenuhi puing-puing,” ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya bantuan internasional untuk pemulihan yang cepat.
Presiden Prabowo Subianto menyatakan harapannya agar bantuan ini dapat meringankan beban para korban dan mempererat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Vanuatu. Dengan kerja sama erat antara kedua negara, diharapkan proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat dan efektif.
Penulis : Reihan Noor