Jakarta – Di Hari Neglected Tropical Diseases Sedunia (NTD’s) 2024, Indonesia rupanya tergolong sebagai negara yang mempunyai 11 dari 21 Penyakit Tropis Terabaikan di dunia. Hal tersebut disampaikan Deputi Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia, Momoe Takeuchi.
“Secara global, terdapat 21 Penyakit Tropis Terabaikan yang disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit. Nah, sebelas dari penyakit tersebut dapat ditemukan di Indonesia,” ujarnya.
Momoe Takeuchi mengungkapkan bahwa meskipun telah dilakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan ketersediaan pengobatan yang efektif, kenyataannya menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi beban penyakit menular tropis yang tinggi.
Dampak dari penyakit-penyakit ini tidak hanya terbatas pada angka kesakitan, tetapi juga merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari, meninggalkan jejak kecacatan dan stigma, terutama di kalangan populasi yang paling miskin dan marjinal, seperti anak-anak, perempuan, dan lansia.
Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit. Ironisnya, Indonesia harus menghadapi ancaman serius dari sejumlah penyakit tersebut, menciptakan tantangan kesehatan yang kompleks.
“Saat ini, Indonesia telah berjuang melawan penyakit menular seperti demam berdarah dan tuberkulosis, namun memberantas NTD seperti filariasis, kecacingan, schistosomiasis (demam keong), kusta, dan frambusia juga harus dilakukan,” bebernya.
Lebih lanjut, Momoe Takeuchi menegaskan bahwa upaya memerangi NTD tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan lembaga kesehatan saja. Partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat juga diperlukan agar dapat melawan ancaman kesehatan yang terus berlanjut.
“Saat kita bersatu dan bertindak, kita bisa mengeliminasi NTD di dunia. Ini tidak hanya tentang kesehatan, tetapi juga hak asasi setiap individu untuk hidup bebas dari penyakit yang dapat dicegah,” tegasnya.
Dalam upayanya memerangi NTD, Momoe mengajak semua pihak untuk berinvestasi, dengan tujuan membebaskan sekitar 1,6 miliar orang di komunitas paling rentan di dunia.
Dengan ini, WHO secara tegas menyatakan komitmennya untuk mendukung Indonesia mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) dalam mengakhiri epidemi NTD dan penyakit menular lainnya pada tahun 2030.