Program MBG di Nunukan, Madrasah dan Pesantren Masih Menunggu Kepastian

redaksi

Foto: Sejumlah pelajar di Nunukan menikmati MBG yang menjadi Program Nasional gagasan Prabowo - Gibran.
Foto: Sejumlah pelajar di Nunukan menikmati MBG yang menjadi Program Nasional gagasan Prabowo - Gibran.

Fajarnews.co, NUNUKAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru saja diluncurkan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mendapat sambutan hangat, terutama dari para siswa dan guru di jenjang pendidikan formal. Namun, program yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi pelajar ini hingga kini belum menyentuh sekolah-sekolah berbasis keagamaan seperti Madrasah dan Pondok Pesantren (Ponpes).

Peluncuran perdana MBG dimulai pada Senin (6/1/2025) di Kecamatan Nunukan Selatan. Program ini menyasar 2.556 pelajar dari enam sekolah jenjang SD hingga SMA. Pekan berikutnya, program ini diperluas ke Kecamatan Nunukan dengan cakupan lebih besar, meliputi 3.340 siswa dari jenjang PAUD hingga SMA. Data Dinas Pendidikan Nunukan menyebutkan bahwa program ini bertujuan untuk membantu pemenuhan gizi siswa di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Namun, di tengah pelaksanaan program yang menjanjikan, pendidikan berbasis keagamaan tampaknya belum menjadi bagian dari target MBG. Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Nunukan, Muhammad Shaberah, mengungkapkan bahwa hingga kini belum ada kepastian mengenai pelaksanaan MBG di Madrasah dan Ponpes.

“Untuk MBG di lingkungan Madrasah dan Ponpes di Kabupaten Nunukan, sampai saat ini belum ada titik terang kapan dimulai,” ungkap Shaberah saat dikonfirmasi, Senin (13/1/2025).

Kendati Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag RI telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 10 Tahun 2024 tentang panduan pelaksanaan MBG bagi Ponpes, implementasi di lapangan masih menjadi tanda tanya besar.

“Kita belum tahu kapan (pelaksanaannya). Dari mana sumber dananya, apakah dari pusat atau daerah,” imbuhnya.

Shaberah menambahkan bahwa Kabupaten Nunukan memiliki 43 lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag, mulai dari jenjang Raudhatul Athfal (setingkat TK), Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, hingga Pondok Pesantren. Meski jumlahnya cukup signifikan, lembaga-lembaga ini belum masuk ke dalam daftar sasaran MBG.

“Semoga saja segera ada kabar baik MBG bagi siswa Madrasah dan santri Ponpes yang jumlahnya 19 jutaan se-Indonesia,” harapnya.

Keberlanjutan program MBG di Nunukan menjadi penting, terlebih dengan harapan agar tidak ada pihak yang terpinggirkan, termasuk lembaga pendidikan berbasis keagamaan. (*)

Sumber :
https://regional.kompas.com/read/2025/01/13/095609678/program-mbg-di-nunukan-belum-menyasar-madrasah-dan-pesantren

Penulis : Rachaddian (dion)

Related Post

Tinggalkan komentar