Fajarnews.co, Samarinda – Insiden mahasiswa baru FKIP Universitas Mulawarman yang membelakangi Wakil Gubernur Kalimantan Timur saat acara PKKMB menuai berbagai persepsi publik. Namun klarifikasi yang disampaikan pihak kampus membantah bahwa aksi itu ditujukan kepada pejabat pemerintah. Ternyata, protes tersebut adalah bentuk kekecewaan terhadap panitia kegiatan, yakni BEM FKIP.
Penjelasan itu disampaikan langsung oleh Dekan FKIP Unmul, Prof. Dr. H. Susilo. Ia mengungkapkan bahwa mahasiswa baru melakukan aksi berdasarkan permasalahan internal yang mereka rasakan terhadap pengurus BEM. “Aksi itu murni ditujukan kepada BEM FKIP sendiri. Mereka kecewa terhadap panitia karena tidak sesuai ekspektasi,” jelasnya.
Pada saat mahasiswa membelakangi arah panggung, Wakil Gubernur Seno Aji tengah menyampaikan sambutan. Perubahan jadwal yang mendadak membuat momen aksi bertepatan dengan pidato tersebut. “Tapi sayangnya, aksi itu dilakukan pas Pak Wakub sedang bicara, sehingga terkesan salah sasaran,” imbuh Prof. Susilo.
Guna meredakan kesalahpahaman yang terjadi, jajaran pimpinan Universitas Mulawarman segera bertindak. Wakil Rektor III dan IV, serta Dekan FKIP langsung menemui Wakil Gubernur di kantornya. Dalam kunjungan itu, mereka menyampaikan permohonan maaf secara resmi atas ketidaknyamanan yang mungkin timbul.
Klarifikasi dari pihak kampus diterima secara terbuka oleh Seno Aji. Ia menyambut pertemuan tersebut dengan suasana kekeluargaan dan mengapresiasi penjelasan yang telah diberikan. “Yang pertama, mereka meminta maaf secara resmi dari Universitas Mulawarman atas aksi adik-adik kemarin,” ucap Seno Aji.
Dalam keterangan selanjutnya, Seno menjelaskan bahwa aksi mahasiswa baru itu dilakukan karena mengikuti instruksi dari senior mereka. Ia mengatakan, “Mungkin itu yang mereka pahami, pokoknya jam 9 balik arah, tanpa tahu maksudnya apa.” Menurutnya, situasi telah terkendali setelah mahasiswa mendapat pemahaman.
Setelah diberi penjelasan oleh pihak kampus dan senior, para mahasiswa kembali ke posisi semula. Mereka pun melanjutkan mengikuti kegiatan PKKMB dengan tertib hingga selesai. Hal ini menjadi bukti bahwa komunikasi terbuka mampu menyelesaikan potensi konflik yang muncul.
Meski menerima permintaan maaf, Seno Aji tetap mengingatkan agar dinamika organisasi mahasiswa dijalankan secara etis. Ia menyebutkan pentingnya forum resmi dijaga kehormatannya agar tidak terjadi miskomunikasi di ruang publik. Ia mengatakan bahwa protes dan kritik itu sah, asalkan dilakukan dengan bijak.
“Kritik itu bagian dari demokrasi, tapi harus dilakukan secara tepat dan tidak menimbulkan salah paham,” ujar Seno. Ia berharap, kejadian ini menjadi pelajaran bagi mahasiswa agar lebih memahami konteks dalam menyampaikan aspirasi. Etika dan waktu menjadi aspek penting dalam menyuarakan pendapat.
Sumber : https://mediakaltim.com/aksi-membelakangi-wakil-gubernur-di-pkkmb-unmul-ternyata-ditujukan-untuk-bem-fkip-sendiri/
Penulis : Arnelya NL