Sektor Tambang Kian Menurun, Kaltim Didorong Beralih ke Energi Hijau

redaksi

Kuliah Tamu yang diselenggarakan Yayasan Mitra Hijau bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi UMKT Samarinda

Fajarnews.co, Samarinda – Penurunan kontribusi sektor tambang terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Timur menjadi perhatian berbagai pihak. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada 2023 sebesar 43,19 persen menurun menjadi 38,38 persen pada 2024. Hal ini menjadi sinyal kuat untuk mulai bertransisi dari energi fosil ke energi hijau.

Kondisi ini dibahas dalam Kuliah Tamu yang digelar di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Selasa (3/6/2025). Acara ini merupakan hasil kerja sama Yayasan Mitra Hijau dan Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi UMKT. Isu green jobs menjadi salah satu fokus utama dalam diskusi tersebut.

Fajar Alam, Ketua Program Studi Teknik Geologi UMKT, menegaskan bahwa sejak zaman sebelum kemerdekaan, pertambangan menjadi tulang punggung ekonomi Kaltim. Namun menurutnya, “jangan sampai kisah berulang, ketika industri pertambangan tak lagi berjalan, masyarakatnya kebingungan harus mencari nafkah dari mana.” Ia mendorong adanya diversifikasi ekonomi.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, Dicky Edwin Hindarto, menyebutkan bahwa saat ini peluang green jobs sangat terbuka luas. “Pertama, harus memiliki pemahaman mengenai isu-isu lingkungan, lalu bahasa pemrograman dan internet, ilmu komunikasi, terutama bahasa asing,” ujarnya. Ia menambahkan, kecintaan terhadap bumi adalah nilai utama.

Seiring bertambahnya jumlah penduduk muda di bawah 30 tahun yang mencapai 2,004 juta jiwa, Kaltim memiliki potensi besar untuk mengembangkan green jobs. Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan pembekalan kemampuan yang relevan. Termasuk pemahaman terhadap geopolitik lingkungan dan ekonomi makro.

Menurut Dicky, perusahaan-perusahaan tambang kini juga membuka peluang bagi tenaga kerja sektor energi hijau. “Maka dari itu, jika anak muda mempersiapkan diri dari sekarang, akan lebih baik,” ucapnya. Pemahaman lintas sektor menjadi penting dalam dunia kerja masa kini.

Fardila Astari dari Yayasan Mitra Hijau menambahkan bahwa media sosial punya peran besar dalam branding profesional anak muda. “Biasanya HRD akan cek media sosialnya. Jadi, kalau suka debat-debat tanpa data, itu hati-hati ya,” katanya. Media sosial menjadi cerminan karakter calon tenaga kerja.

Penggunaan sosial media dengan bijak, menurut Fardila, juga bisa menjadi nilai tambah saat ingin terjun di sektor energi hijau. Influencer dan campaigner isu energi hijau kini mulai dilirik. Dengan manajemen komunikasi yang baik dan kemampuan teknis, peluang karier terbuka luas di bidang ini.

Related Post

Tinggalkan komentar