Samarinda – Suasana depan Gerbang Kampus Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda, pada Kamis (22/8/2024) beda dari biasanya. Ratusan mahasiswa yang nggak mau tinggal diam di rumah!
Dengan berbagai spanduk protes di tangan, mereka akhirnya berkumpul turun ke jalan untuk dapat menyuarakan kekecewaannya terhadap 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
“Aksi ini adalah bentuk protes kita terhadap Jokowi yang udah memimpin selama satu dekade, tapi banyak janji yang diingkari,” kata Muhammad Yuga, Koordinator Aksi, “Kita di sini mau ngevaluasi kepemimpinan Jokowi dan mengingatkan soal janji Nawacita yang pernah dia buat,” tambahnya.
Suasana makin panas ketika Yuga dan teman-teman mahasiswa lainnya mulai membahas berbagai isu yang mereka angkat dalam aksi ini. Mulai dari Pengesahan RUU Masyarakat Adat, Reforma Agraria Sejati, hingga penolakan terhadap RUU Penyiaran dan komersialisasi pendidikan.
Nggak cuma itu, mereka juga terang-terangan menolak revisi UU Pilkada yang lagi dibahas DPR RI. Menurut mereka, revisi ini tidak hanya bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi, tapi juga ancaman buat demokrasi di Indonesia.
“Kami tegas menolak revisi UU Pilkada ini! Ini jelas-jelas langkah mundur buat demokrasi,” tegas Yuga. Teriakan dan sorakan dukungan dari mahasiswa lainnya pun terdengar menggema di seluruh area aksi.
Meski sore makin larut, semangat mereka nggak luntur. Aksi diakhiri dengan janji bahwa ini bukanlah yang terakhir. “Nanti, kita bakal lanjutkan aksi ini sampai tuntutan kita benar-benar didengar. Konsolidasi lanjutan pasti akan kita lakukan,” tegasnya.
Aksi mahasiswa Unmul ini menjadi sinyal jika anak muda di Samarinda sebenarnya nggak akan tinggal diam menghadapi kondisi yang mereka anggap sudah nggak benar. Mereka siap menyuarakan tuntutan dan berkomitmen akan memperjuangkan apa yang pantas diperjuangkan.