Fajarnews.co, Jakarta – Kericuhan aksi unjuk rasa yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir mulai menunjukkan indikasi kuat adanya penunggang kepentingan politik dan aliran dana besar. Salah satu lokasi kericuhan terjadi di flyover Senen, Jakarta Pusat, Jumat (29/8), saat ribuan orang berkumpul usai kabar meninggalnya Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis.
Malam harinya, suasana kian memanas. Massa melempar batu dan kembang api ke arah petugas keamanan. Aparat merespons dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang semakin tak terkendali.
Farikh, seorang videografer yang hadir meliput, menyebut logistik seperti makanan dan minuman terus berdatangan selama aksi. Menurutnya, “Entah sumbernya dari mana, tapi makanan dan minuman buat pendemo enggak pernah kurang.” Dus-dus berisi air mineral dan makanan seperti roti serta gorengan terus dibagikan oleh orang yang tidak dikenal.
Ia juga menyaksikan air mineral digunakan tak hanya untuk diminum, melainkan untuk membasuh wajah dari efek gas air mata. “Mata yang perih kena gas air mata dibasuh pakai air mineral,” lanjut Farikh.
Seorang politikus dari partai pemerintah mengaku tidak terkejut dengan suplai logistik tersebut. Ia menyebut ada aliran dana besar untuk mendukung aksi demo, termasuk menyebarkan hoaks hingga melakukan provokasi. “Ujungnya seperti yang dikatakan Pak Prabowo, makar,” ungkapnya.
Aksi provokasi juga terjadi secara daring. Salah satu pengemudi ojek online sempat mengimbau massa untuk pulang karena hari sudah larut. Namun, kelompok lain malah memprovokasi lewat pesan WhatsApp berantai yang berisi alamat-alamat rumah pejabat yang menjadi target aksi.
Sumber dari lingkar kekuasaan mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mengetahui nama-nama aktor di balik kekacauan ini. Bahkan, dikabarkan dana ratusan miliar rupiah yang digunakan untuk mendanai aksi tersebut berasal dari Kamboja. “Pak Prabowo sudah tahu,” kata sumber itu.
Alia, seorang warga di Bogor, mengaku resah ketika menerima flyer ajakan demo yang tersebar di WhatsApp. Narasinya menyebutkan akan ada kerusuhan di daerah Tegar Beriman pada 1 September. “Katanya titik demo di Tegar Beriman, aduh,” ujar Alia.
Namun, informasi itu dipastikan hoaks oleh seorang perwira Polres Bogor. “Kita sudah lawan hoaks itu di medsos,” tegasnya. Ia memastikan bahwa kondisi di wilayah Bogor aman terkendali dan tidak ada agenda aksi.
Provokasi juga marak di TikTok. Akun @fighaaaaa melakukan siaran langsung dengan mengajak ribuan pelajar untuk ikut demo. Tayangan tersebut berhasil menjaring hingga 10 juta penonton. Polisi telah menangkap pelaku yang memicu mobilisasi tersebut.
“Sehingga itu yang mengakibatkan datangnya anak-anak. Kenapa? Karena akun TikTok, lebih didominasi oleh anak-anak,” ujar Kompol Gilang Prasetya dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid turut mengungkapkan bahwa gerakan daring tersebut terindikasi terorganisir. Ia menegaskan bahwa “Indikasi awal menunjukkan adanya upaya terorganisir untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana provokasi.” Pemerintah menemukan adanya penyebaran hoaks dan konten kekerasan secara terstruktur.
Meutya menambahkan, aliran dana signifikan mengalir melalui platform digital dan monetisasi konten kekerasan lewat live streaming dan donasi. Beberapa akun bahkan terhubung dengan jaringan judi online. “Kami juga memantau adanya aliran dana dalam jumlah signifikan melalui platform digital,” jelasnya.
Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, menyatakan bahwa semua temuan soal aliran dana mencurigakan akan diserahkan ke aparat penegak hukum. “Semua info akan kami serahkan ke penegak hukum terkait yang berwenang,” ujarnya saat dikonfirmasi media.
Sementara itu, Polda Metro Jaya mengungkap bahwa lebih dari 1.000 orang telah diamankan selama kericuhan terjadi sejak 25 Agustus. Dari jumlah itu, 38 orang ditetapkan sebagai tersangka, sebagian besar karena perusakan fasilitas umum dan aksi anarkis.
Presiden Prabowo menyebut bahwa demo ini bukan sekadar penyampaian aspirasi. Ia menegaskan, “Di Sulawesi Selatan ada 4 ASN, orang tidak bersalah, orang tidak berpolitik menjadi korban, gedung DPR dibakar, ini tindakan-tindakan makar.” Pemerintah kini bergerak cepat mengusut dalang di balik aksi-aksi yang berujung kerusuhan tersebut.


