Fajarnews.co, Kutai Kartanegara – Pemerintah Desa Pela mulai menatap era baru pemerintahan berbasis teknologi. Kepala Desa Supyan Noor mengatakan bahwa saat ini desanya sedang berproses menuju digitalisasi pelayanan publik sebagai bagian dari reformasi birokrasi di tingkat desa.
“Kita memang belum sepenuhnya menerapkan sistem digital, tapi sudah mulai mengarah ke sana. Persiapan kita fokus pada peningkatan kualitas SDM dulu,” jelasnya, Minggu (12/10/2025).
Menurut Supyan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci agar transformasi digital berjalan lancar.
“Kalau SDM kita sudah siap, nanti pengelolaan sistem digital tidak akan menemui banyak kendala,” tambahnya.
Ia menilai bahwa digitalisasi bukan hanya soal perangkat atau aplikasi, tapi tentang kemampuan aparatur desa dalam memahami dan memanfaatkan teknologi dengan benar. Karena itu, pelatihan dan pembinaan SDM menjadi agenda prioritas.
Selain aparatur desa, peran generasi muda juga menjadi perhatian utama. Pemerintah desa melibatkan pemuda dalam berbagai program pembangunan, termasuk digitalisasi.
“Anak-anak muda di Pela punya semangat luar biasa. Mereka yang nanti akan memimpin sistem digital desa ini,” ujarnya.
Kades Supyan menyebutkan bahwa kaum muda memiliki kemampuan adaptasi teknologi yang lebih cepat, sehingga menjadi aset penting dalam membangun pemerintahan modern di desa.
“Kami sadar, generasi kami mungkin terbatas dalam hal teknologi. Jadi kita harus memberi ruang kepada anak-anak muda untuk mengambil peran,” tambahnya.
Keterlibatan pemuda tak hanya dalam bidang pelayanan publik, tapi juga di sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Kami libatkan mereka di semua kegiatan, dari pelatihan, kepariwisataan, hingga pengelolaan data desa,” katanya.
Dengan SDM yang siap dan pemuda yang aktif, ia yakin Desa Pela akan lebih cepat beradaptasi terhadap perkembangan zaman.
“Kami ingin masyarakat bisa mengakses pelayanan dengan mudah, cepat, dan transparan. Itulah arah digitalisasi yang kita kejar,” ucapnya.
Supyan juga berharap pemerintah daerah dapat membantu dari sisi pendampingan dan fasilitas.
“Kami butuh dukungan pelatihan dan infrastruktur teknologi agar pelayanan digital ini benar-benar bisa terwujud,” tutupnya. (zln)


