Fajarnews.co, Jakarta – Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, kini menjadi sorotan publik setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi yang berkaitan dengan tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina. Kasus ini juga melibatkan beberapa direktur lainnya yang turut dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Agung.
Penetapan tersangka ini berawal dari dugaan penyalahgunaan wewenang dalam pengelolaan ekspor minyak mentah dan produk kilang yang dilakukan oleh direksi Pertamina. Kejaksaan Agung mengungkapkan bahwa kerugian negara akibat kasus ini diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun, yang terdiri dari kerugian ekspor minyak mentah dan impor BBM yang tidak sesuai prosedur.
Selain Riva Siahaan, Kejaksaan Agung juga menetapkan sejumlah pihak lain sebagai tersangka, termasuk beberapa direktur di Pertamina dan pihak swasta yang terlibat dalam praktik korupsi tersebut. Kejaksaan Agung menduga bahwa adanya tindakan yang merugikan negara melalui proses pengelolaan minyak yang tidak transparan.
Pembahasan terkait gaji dan tunjangan yang diterima oleh direksi Pertamina Patra Niaga pun menjadi perhatian publik setelah kasus ini terungkap. Dalam laporan keuangan 2023, total kompensasi yang diterima oleh manajemen kunci Pertamina tercatat mencapai USD 19,1 juta atau sekitar Rp312 miliar.
Pada 2023, Pertamina Patra Niaga memiliki tujuh anggota dewan komisaris dan tujuh anggota dewan direksi. Jika kompensasi untuk manajemen kunci dibagi rata, setiap individu diperkirakan menerima penghasilan sekitar US$1,36 juta atau sekitar Rp21,8 miliar per tahun.
Sebagai bagian dari struktur penghasilan, gaji direktur Pertamina Patra Niaga ditetapkan berdasarkan pedoman internal, dan para direksi juga berhak atas berbagai tunjangan dan insentif kinerja, yang diterima jika perusahaan mencapai target yang ditetapkan.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250227071317-85-1202910/berapa-gaji-dirut-pertamina-patra-niaga
Penulis : Arnelya NL
