Loa Ipuh Sukseskan Program SATU HATI, Sampah Jadi Berkah

redaksi

Foto: Lurah Loa Ipuh, Erri Suparjan.

Fajarnews.co, TENGGARONG – Menghadapi tantangan global dalam menjaga kebersihan lingkungan, Kelurahan Loa Ipuh di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, meluncurkan program inovatif yang bertujuan menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan tertata rapi, bernama “SATU HATI.”

Program ini, yang merupakan akronim dari Sampah Tertata, Lingkungan Harmonis, Tertib, dan Indah, menjadi angin segar bagi warga yang menginginkan pengelolaan sampah yang lebih baik dan berdampak nyata.

Lurah Loa Ipuh, Erri Suparjan, menyatakan bahwa salah satu fokus utama dalam menjalankan program ini adalah mengaktifkan kembali bank sampah sebagai bagian dari solusi pengelolaan limbah di wilayah tersebut.

“Kami ingin Loa Ipuh menjadi kelurahan yang bebas dari sampah yang menumpuk di pinggir jalan. Kami berkomitmen untuk mengelola sampah secara berkelanjutan, baik sampah organik maupun non-organik,” jelas Erri dengan penuh semangat, Senin (25/11/2024).

Walaupun baru dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan, program SATU HATI telah mendapatkan tanggapan yang baik dari masyarakat.

Warga mulai aktif mengumpulkan sampah plastik dan barang-barang yang sudah tidak terpakai, menyadari manfaat yang dapat diperoleh melalui pengelolaan sampah yang lebih efektif.

“Saat ini, kami fokus pada pengelolaan sampah non-organik, dan satu RT sudah menjadi percontohan awal. Ini adalah langkah kecil menuju perubahan besar,” ungkap Erri.

Melihat hasil positif di tahap awal, Erri semakin yakin bahwa visi program SATU HATI dapat tercapai. Selain menjaga lingkungan tetap bersih, pengelolaan sampah non-organik juga diharapkan mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

“Kami ingin sampah yang sebelumnya tidak bernilai bisa diolah kembali, memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga di sini. Baru-baru ini, kami telah memulai dengan penimbangan perdana sampah non-organik, terutama plastik,” kata Erri dengan rasa bangga.

Meskipun begitu, masih terdapat tantangan yang harus dihadapi. Sampah organik, yang saat ini masih dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), belum dapat dikelola secara mandiri. Namun, Erri tetap bertekad untuk mencari solusi dan tidak menyerah begitu saja.

“Ada ide untuk mengolah sampah organik, namun saat ini kami belum memiliki kapasitas untuk itu. Tapi kami tetap berkomitmen untuk mencari solusi,” tambahnya.

Dengan program SATU HATI, Erri berharap seluruh masyarakat Loa Ipuh dapat bersinergi dalam menjaga kebersihan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman.

Selain itu, program ini diharapkan dapat mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha atau Adipura.

“Program ini adalah langkah awal bagi kami untuk berpartisipasi dalam upaya menjaga kebersihan dan kualitas lingkungan yang lebih baik. Dengan adanya sinergi antara pemerintah dan masyarakat, kami yakin Loa Ipuh bisa menjadi contoh bagi kelurahan lainnya,” pungkas Erri.

Sebagai akhir penyampaiannya, Erri menegaskan bahwa kesuksesan program ini sepenuhnya bergantung pada keterlibatan aktif dari seluruh masyarakat.

“Mari bersama-sama kita manfaatkan sampah non-organik sebagai barang yang bernilai ekonomi, bukan hanya untuk kebersihan, tetapi juga untuk menciptakan peluang ekonomi baru di lingkungan kita,” tutupnya dengan penuh harapan.

Program SATU HATI bukan hanya sekadar wacana, melainkan sebuah tindakan nyata untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, tertata, dan sehat. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, yang bersama-sama berupaya mewujudkan perubahan positif demi kesejahteraan generasi masa depan.

Penulis : Bayu

Related Post

Tinggalkan komentar