Fajarnews.co, SAMARINDA – Krisis kelangkaan gas 3 kg yang kerap dijuluki “gas melon” kembali menjadi sorotan masyarakat Samarinda Utara, terutama di Kelurahan Lempake. Di tengah kebutuhan harian dan meningkatnya harga, seorang pedagang bakso di wilayah RT 36 harus berjuang lebih keras hanya untuk menemukan bahan bakar pokok yang biasanya tersedia.
Ketika Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, menyambangi wilayah ini pada Selasa, 5 November, curahan hati warga yang terdampak langsung segera menghampirinya. Warga mengungkapkan keresahannya tentang betapa sulitnya mendapatkan gas melon, bahkan kadang harus menghadapi harga yang membumbung tinggi.
“Sekarang, sehari langsung habis kalau ada yang jual. Kami pedagang kecil, harus keliling jauh untuk cari gas, dan begitu dapat, harganya mahal,” keluh seorang pedagang kepada Ananda.
Ananda, politisi perempuan dari PDI Perjuangan ini, tidak tinggal diam. Menurutnya, krisis gas melon ini adalah isu pelik yang sudah sering disampaikan warga, namun hingga kini belum ada solusi yang tuntas. Di balik krisis tahunan ini, menurutnya, ada faktor-faktor seperti pembatasan kuota dan distribusi yang kadang melenceng dari sasaran. Tak jarang, gas yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat kecil malah jatuh ke tangan yang tidak tepat.
Mendengar langsung keluhan warga, Ananda berkomitmen untuk memprioritaskan masalah ini di DPRD Kaltim. Ia berjanji segera mengadakan pertemuan dengan Pertamina dan pihak-pihak terkait untuk merancang strategi distribusi yang lebih tepat.
“Kita tidak akan tinggal diam. Setelah Alat Kelengkapan Dewan (AKD) terbentuk, akan ada rapat khusus dengan seluruh instansi untuk mencari jalan keluar bersama,” tegas Ananda.
Penulis : Reihan Noor