Fajarnews.co, TENGGARONG – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kutai Kartanegara (Kukar) memasang target ambisius untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun 2024. Angka yang dipatok mencapai Rp800 miliar, lebih tinggi Rp100 miliar dibandingkan realisasi PAD di tahun 2023.
Kepala Bapenda Kukar, Bahari Joko Susilo, optimis target tersebut dapat tercapai. Optimisme ini didasari oleh beberapa faktor, di antaranya potensi pendapatan daerah yang masih besar dan adanya perubahan aturan perpajakan yang menguntungkan daerah.
Joko menjelaskan, Bapenda telah memetakan beberapa sektor yang berpotensi menyumbang PAD yang signifikan. Salah satu sektor yang diandalkan adalah sektor Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang ditargetkan dapat memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap total PAD.
Selain itu, perubahan UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan ditopang dengan Perda Nomor 1 Tahun 2024 juga diyakini akan menambah sumber pendapatan daerah.
“Dengan adanya perubahan aturan ini, beberapa jenis pungutan yang sebelumnya tidak masuk sebagai PAD, kini akan dicatat sebagai retribusi,” jelas Joko, Selasa (11/6/2024).
Perubahan aturan terkait tentang pajak daerah didukung dengan kehadiran Perda Nomor 10 tahun 2024. Beberapa catatan yang sebelumnya tidak masuk sebagai PAD, nantinya akan dicatat sebagai Retribusi.
“Ada pajak daerah yang bisa menopang peningkatan ini, dengan peningkatan pajak daerah sekitar 8-10 persen,” ucapnya.
Pajak dan retribusi daerah menjadi sumber utama PAD Kukar dengan kontribusi lebih dari 50 persen, terutama dari retribusi daerah. Peningkatan PAD akan memperkuat pengendalian fiskal dan mengurangi ketergantungan Kukar pada dana bagi hasil yang tidak stabil.
“Target kami, minimal 50 persen APBD bersumber dari PAD, sehingga pembangunan daerah tidak terlalu bergantung pada pemerintah pusat,” tandasnya.
Penulis : Bayu Andalas Putra