Fajarnews.co, Kutai Kartanegara – Sinergi pembangunan antar desa di Kutai Kartanegara kini semakin diperkuat melalui pembentukan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD). Upaya ini digagas oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar sebagai bagian dari strategi kolaboratif lintas wilayah desa. Hingga saat ini, BKAD telah terbentuk di 12 kecamatan.
Langkah ini dijelaskan oleh Kepala Bidang Kerjasama Desa DPMD Kukar, Dedy Suryanto, sebagai bentuk konkret dari semangat gotong royong antar desa. “BKAD ini dibentuk melalui kesepakatan antar desa dalam satu wilayah kecamatan, dan membantu kepala desa dalam melaksanakan kerjasama antar desa,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya sistem koordinasi terstruktur agar kolaborasi berjalan optimal.
Dari sisi dampak, Dedy menyoroti manfaat jangka panjang yang dapat dirasakan oleh masyarakat. “Dengan kerjasama ini, mereka bisa saling mengisi dan mendukung potensi yang dimiliki, sehingga kemajuan tidak hanya dirasakan satu desa, tapi bisa merata,” katanya. Potensi lokal desa akan lebih maksimal jika dikelola bersama dengan pendekatan kawasan.
Fasilitasi pembentukan BKAD di enam kecamatan lainnya akan dilakukan secara bertahap oleh DPMD Kukar. Pendampingan teknis dan administratif akan terus diberikan agar setiap desa memiliki pemahaman dan kesiapan yang seragam. Dedy menyebut, “Proses pembentukan BKAD dilakukan melalui musyawarah tingkat desa dan kecamatan. Dari proses itu, ditunjuk perwakilan desa yang akan menjadi anggota BKAD.”
Peran BKAD tidak hanya administratif, namun juga strategis dalam menjembatani kepentingan lintas desa. Kolaborasi ini akan memudahkan pelaksanaan program pembangunan yang terintegrasi di tingkat kecamatan. Dengan sistem yang lebih terarah, anggaran dan program desa akan lebih efektif penggunaannya.
Kehadiran BKAD juga berpotensi meningkatkan kapasitas desa dalam pengelolaan sumber daya yang ada. Dedy berharap peran BKAD bisa menjawab tantangan pembangunan antar wilayah. “Dengan sinergi yang kuat antar desa, berbagai program pembangunan diharapkan dapat terlaksana lebih optimal dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Berbagai bentuk kerjasama yang dimungkinkan oleh BKAD mencakup pengelolaan sumber daya air, produk unggulan desa, serta pengembangan sektor ekonomi lokal. Dengan pendekatan yang inklusif dan kolaboratif, pemerataan pembangunan menjadi target utama. Inisiatif ini dinilai strategis karena membangun dari bawah secara terpadu.
Ke depan, DPMD Kukar akan terus mengevaluasi implementasi BKAD yang sudah terbentuk agar keberlanjutannya tetap terjaga. Desa-desa diharapkan tidak hanya menjadi pelaksana, tetapi juga inisiator dalam pembangunan kawasan. Sinergi antar desa menjadi model baru dalam mengatasi ketimpangan pembangunan secara adil dan berkelanjutan.
(Adv/DPMD/Kukar)
Penulis : Arnelya NL