Fajarnews.co, TENGGARONG – Keberhasilan Posyandu Bogenvile I di Kelurahan Bukit Biru, Kutai Kartanegara, dalam mencegah stunting dan gizi buruk pada balita menjadi bukti nyata dari pentingnya peran pemberdayaan masyarakat dalam sektor kesehatan. Dalam kegiatan rutin yang berlangsung pada Rabu (07/05), seluruh balita yang terdaftar hadir dengan 100 persen tanpa ada satu pun yang mengalami masalah gizi buruk atau stunting.
Siti Aminah, seorang kader Posyandu Bogenvile I, mengungkapkan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari kesadaran tinggi para ibu untuk memastikan tumbuh kembang anak mereka berjalan dengan baik.
“Kami bersama-sama menyiapkan kegiatan ini. Syukurnya, seluruh ibu datang membawa balitanya. Rata-rata berat badan balita pun mengalami peningkatan,” ujarnya dengan penuh semangat.
Posyandu Bogenvile I saat ini melayani 35 balita, dan semua balita tersebut dipantau secara berkala. Meskipun ada beberapa balita yang berat badannya stagnan, status gizi mereka tetap dalam kategori sehat.
Hal yang lebih mengesankan adalah, dalam dua periode terakhir, Posyandu ini tidak perlu menjalankan program pemberian makanan tambahan karena tidak ada anak yang mengalami kekurangan gizi.
“Program itu tetap tersedia, tapi tidak kami salurkan karena semua balita dalam kondisi gizi baik,” tambah Siti.
Keberhasilan ini diperoleh bukan hanya dengan pendekatan medis, tetapi dengan pendekatan edukatif yang berkelanjutan kepada orang tua mengenai pentingnya pola makan sehat, kebersihan, dan pola asuh yang baik. Upaya ini terbukti efektif dalam menciptakan kesadaran tentang pentingnya gizi yang baik bagi perkembangan anak sejak dini.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, memberikan penghargaan atas pencapaian Posyandu Bogenvile I. Menurutnya, keberhasilan ini menjadi contoh konkret dari pemberdayaan masyarakat yang berhasil dalam mengatasi masalah gizi buruk dan stunting.
“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa ketika masyarakat sadar dan kadernya aktif, hasilnya bisa luar biasa. Ini adalah bentuk investasi pembangunan manusia sejak usia dini,” jelas Arianto.
Arianto juga menegaskan bahwa DPMD Kukar terus memperkuat dukungan terhadap posyandu sebagai garda terdepan dalam pelayanan dasar masyarakat. DPMD Kukar akan terus memberikan pelatihan untuk kader, dukungan pendanaan, dan memperluas sinergi antar sektor untuk memastikan pencapaian serupa dapat dicapai di desa dan kelurahan lain.
“Keberhasilan menjaga status gizi dan mencegah stunting adalah indikator penting pembangunan desa dan kelurahan. Ini tidak boleh dianggap remeh,” pungkasnya.
(Adv/DPMD/Kukar)