Fajarnews.co, Bone – Pulang ke Bone, Sulawesi Selatan, menjadi momen yang penuh makna bagi H. Abu. Setiap tahunnya, ia datang bukan hanya melepas rindu, tetapi juga membawa aksi nyata berupa perbaikan infrastruktur desa. Tahun ini, jalan menuju rumah keluarganya menjadi fokus utama.
Niat baik itu sempat disalahpahami oleh beberapa pihak. Di media sosial, beredar anggapan bahwa kegiatan tersebut terkait dengan kepentingan politik di Kutai Kartanegara. Tudingan itu langsung ditanggapi oleh pihak keluarga.
Putra sulung H. Abu, H. Rusli, menegaskan bahwa kegiatan tersebut murni bersifat pribadi. “Bapak memang niatkan ini sebagai ibadah di kampung halamannya. Sudah menjadi kebiasaan setiap tahun, bukan hanya di Bone, tapi juga di Kukar,” ujarnya.
Rusli menjelaskan bahwa perbaikan jalan ini bukan bagian dari program pemerintah atau agenda politik. Ia menekankan bahwa kegiatan itu merupakan nazar yang sudah lama disimpan. “Ini janji kepada Allah dan masyarakat, bukan janji politik,” tegasnya.
Selama ini, warga sekitar mengenal H. Abu sebagai sosok yang dermawan. Jalan, masjid, hingga fasilitas umum lainnya sering ia bantu perbaiki. “Bapak selalu bilang, rezeki itu harus kembali ke masyarakat,” ungkap Rusli.
Keluarga H. Abu mengaku tidak mempersoalkan jika ada yang salah paham. “Kalau pun ada yang menganggap ini salah, kami memohon maaf sebesar-besarnya,” kata Rusli dengan nada tenang. Ia berharap masyarakat bisa melihat niat yang sebenarnya.
Menurutnya, nazar yang lahir dari rasa syukur dan cinta terhadap kampung halaman harus ditepati. “Nazar itu harus dipenuhi, walau kadang orang tidak memahami,” lanjutnya. Meski demikian, keluarga tetap berusaha bersikap terbuka.
Rusli mengakhiri pernyataannya dengan harapan agar masyarakat dapat menilai dari sudut kemanusiaan. “Politik datang dan pergi, tapi kepedulian dan kebaikan harus tetap berjalan,” ujarnya.