Premanisme Hambat Bisnis di Kawasan Industri, Apindo Desak Tindakan Tegas

redaksi

Ilustrasi. Premanisme berkedok ormas.

Fajarnews.co – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyoroti maraknya aksi premanisme yang terjadi di berbagai kawasan industri utama di Indonesia. Premanisme yang semakin sering muncul itu dinilai telah menghambat kelancaran aktivitas manufaktur dan berdampak serius terhadap iklim bisnis serta investasi nasional. Daerah yang paling terdampak di antaranya adalah Tangerang, Bekasi, Karawang, hingga Batam.

Menurut perwakilan Apindo, Sanny, persoalan ini erat kaitannya dengan situasi ketenagakerjaan yang memburuk. Ia mengungkap bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) dan rendahnya penyerapan tenaga kerja menjadi pemicu utama gangguan keamanan di kawasan industri. “Dalam banyak kasus, maraknya PHK ikut memicu munculnya gangguan keamanan, termasuk aksi premanisme,” jelas Sanny.

Sanny juga menyoroti lemahnya penegakan hukum sebagai penyebab utama premanisme terus berulang. Ia menyatakan, “Kalau ada operasi, ya rapi. Kalau tidak, ya kembali lagi.” Ketidakkonsistenan aparat dalam menjaga ketertiban membuat para pelaku merasa leluasa menjalankan aksinya.

Lebih jauh, Sanny memperingatkan bahwa kerugian akibat premanisme tidak hanya menimpa pelaku usaha langsung. Ia mengatakan, situasi keamanan yang tidak kondusif bisa menyebabkan investor enggan menanamkan modalnya. Hal ini tentu menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi.

Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani, juga menyoroti dampak luas dari praktik premanisme terhadap aktivitas ekonomi. Ia menjelaskan bahwa baik sisi suplai maupun permintaan sama-sama terkena imbas dari premanisme. “Premanisme ini memang memengaruhi supply side dan demand side,” katanya.

Ajib mencontohkan bentuk nyata gangguan premanisme di level konsumen sehari-hari. Ia mengatakan, “Kalau kita mau belanja ke minimarket misalnya, tahu-tahu kita bayar parkir Rp2.000 padahal cuma beli minum. Itu juga memengaruhi keputusan konsumen.” Menurutnya, pungutan liar semacam itu secara langsung menurunkan daya beli masyarakat.

Dalam pandangan Ajib, pengurangan praktik premanisme merupakan langkah krusial untuk menciptakan ekonomi berbiaya rendah. “Yang kita dorong adalah dalam skala yang lebih besar, yaitu mengurangi premanisme untuk mendorong low cost economy,” ujarnya. Ia menambahkan, efisiensi ekonomi tidak akan tercapai bila keamanan usaha tetap terganggu.

Ajib pun menegaskan bahwa baik premanisme ‘kerah biru’ maupun ‘kerah putih’, harus diberantas demi memperkuat daya saing domestik. Ia menilai, “Premanisme ini, kerah biru maupun kerah putih, apapun bentuknya dalam konteks luas.” Jika kondisi ini dibiarkan, Indonesia akan kesulitan menarik investasi dan bersaing di pasar global.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250729194127-92-1256380/pengusaha-ungkap-daerah-paling-marak-gangguan-preman-ini-rinciannya
Penulis : Arnelya NL

Related Post

Tinggalkan komentar