Fajarnews.co – Fenomena “manusia tikus” tengah marak di kalangan Gen Z di China sebagai bentuk perlawanan terhadap tekanan dan burnout dari dunia kerja. Mereka memilih tidur larut, menjelajah media sosial, dan rebahan, alih-alih mengikuti pola hidup produktif yang dianggap membebani. Fenomena ini merefleksikan kebutuhan generasi muda akan sistem kerja yang lebih manusiawi.
Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Adelia Octavia Siswoyo, fenomena tersebut seharusnya menjadi pengingat bagi tempat kerja agar lebih adaptif terhadap karakter generasi muda. “Tentunya setiap generasi punya warnanya sendiri, tempat kerja harus bisa menyesuaikan seiring berjalannya waktu,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (9/6/2025). Ia menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap kebutuhan karyawan.
Adelia menjelaskan bahwa Gen Z sangat memperhatikan isu kesehatan mental dalam bekerja. Banyak dari mereka memilih mengambil jeda dan beristirahat dibanding memaksakan diri bekerja dalam kondisi psikologis yang tidak stabil. Ia menyebut, “Penting untuk kenali kebutuhan karyawan, apa yang menjadi awareness (kesadaran) mereka.”
Kondisi ini menjadi dorongan agar institusi kerja lebih terbuka dalam merespons kebutuhan mental pegawainya. “Ketika mental health menjadi kebutuhan utama, mungkin kantor juga perlu menunjukkan bahwa mereka memerhatikan kesehatan mental dan kondisi psikologis karyawan,” lanjut Adelia. Ia menyarankan agar kantor bukan hanya menyediakan fasilitas, tapi juga budaya kerja yang empatik dan terbuka.
Dengan menciptakan budaya kerja yang memahami keseimbangan antara hidup dan pekerjaan, perusahaan dinilai bisa menjaga keberlangsungan karyawannya tanpa harus kehilangan loyalitas mereka. Menurut Adelia, pendekatan ini akan membentuk ekosistem kerja yang sehat, inklusif, dan produktif. Budaya kerja yang tidak memaksa justru akan meningkatkan semangat kerja Gen Z.
Fenomena “manusia tikus” bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara negatif. Sebaliknya, ini bisa dijadikan refleksi mendalam tentang bagaimana dunia kerja harus bertransformasi. Pemahaman terhadap karakter generasi baru menjadi kunci untuk menciptakan ruang kerja yang tidak hanya efisien tapi juga peduli terhadap manusia di dalamnya.
Sumber : https://lifestyle.kompas.com/read/2025/06/11/100400220/belajar-dari-fenomena-manusia-tikus-di-gen-z-saatnya-kantor-prioritaskan
Penulis : Arnelya NL