Fajarnews.co, Tenggarong – Dalam rangka memperluas layanan kesehatan hingga pelosok, DPMD Kabupaten Kutai Kartanegara menargetkan pembangunan 14 unit Posyandu di tahun 2025. Pembangunan akan dilakukan di desa-desa yang masih minim fasilitas layanan dasar. Program ini diharapkan menjangkau kelompok rentan seperti ibu hamil dan balita.
“Posyandu menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat desa,” ujar A Riyandi Elvandar, Kabid Pemberdayaan Masyarakat DPMD Kukar. Ia menekankan bahwa tidak boleh ada warga yang tertinggal dalam mengakses layanan kesehatan dasar.
Pemetaan lokasi dilakukan berdasarkan data penduduk dan kondisi geografis. Selain membangun infrastruktur, pemerintah juga akan menyiapkan sarana pendukung serta pelatihan untuk kader. “Kami ingin masyarakat mendapatkan layanan yang benar-benar bermanfaat,” lanjutnya.
Riyandi menjelaskan bahwa kualitas sumber daya manusia Posyandu menjadi prioritas utama. Ia menyebutkan bahwa pelatihan kader adalah bagian tak terpisahkan dari peningkatan layanan. “Keberadaan Posyandu ini bukan hanya soal fisik bangunannya, tetapi juga kualitas SDM-nya,” jelasnya.
Program ini juga mendukung pencegahan stunting dan peningkatan imunisasi anak. Posyandu akan menjadi pusat layanan tumbuh kembang dan edukasi gizi. “Penguatan peran Posyandu akan berkontribusi besar terhadap pencegahan stunting,” katanya.
DPMD Kukar juga memastikan ketersediaan alat medis dasar, imunisasi, dan obat-obatan. Fasilitas ini akan melengkapi layanan di setiap Posyandu yang dibangun. “Penambahan fasilitas ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mendorong kesehatan preventif dan promotif di desa,” jelasnya.
Partisipasi warga desa juga akan ditingkatkan melalui kegiatan edukasi dan pendampingan. Pemerintah berharap Posyandu bisa menghidupkan kembali semangat gotong royong di bidang kesehatan. “Kami ingin masyarakat aktif menjaga lingkungan yang sehat dan sejahtera,” ujarnya.
Langkah strategis ini ditujukan untuk menciptakan Kukar yang bebas stunting dan memiliki layanan kesehatan yang inklusif. “Harapan kami, Kukar ke depan bebas stunting, dan angka kesakitan ibu serta balita dapat ditekan,” tutup Riyandi.
(Adv/DiskominfoKukar)
Penulis : Arnelya NL