Fajarnews.co, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Ketahanan Pangan menginisiasi pembentukan Bank Pangan sebagai upaya menekan pemborosan dan menyelamatkan pangan layak konsumsi. Program ini merupakan tindak lanjut dari rapat koordinasi finalisasi Renstra 2025–2029 serta pemutakhiran peta ketahanan pangan (FSVA) dan neraca bahan makanan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kukar, Ananias mengatakan, sekitar 16 persen pangan di Indonesia terbuang di meja makan, padahal sebagian masih layak dikonsumsi. Banyak hotel dan rumah makan tidak menyalurkan kelebihan makanan karena keterbatasan waktu dan kekhawatiran soal kelayakan konsumsi.
“Selama ini pihak hotel atau restoran enggan menyalurkan makanan berlebih karena takut menimbulkan masalah jika sudah tidak layak konsumsi. Melalui Bank Pangan, kami fasilitasi agar pangan layak ini bisa dimanfaatkan masyarakat,” jelasnya, Selasa (11/11/2025).
Bank Pangan akan melibatkan relawan dari Kelompok Wanita Tani (KWT), Ikatan Remaja Masjid, dan mahasiswa untuk menyalurkan makanan berlebih dari hotel, restoran, dan dapur umum kepada warga yang membutuhkan, seperti panti asuhan atau pondok pesantren.
“Relawan akan menjemput dan mendistribusikan pangan layak dari donatur ke penerima manfaat. Dengan begitu, makanan tidak jadi limbah tapi bisa membantu saudara-saudara kita yang kekurangan,” ujarnya.
Untuk menjamin keamanan, relawan dibekali panduan batas waktu konsumsi. Pangan yang sudah melewati waktu aman tidak akan disalurkan.
“Misalnya makanan sarapan hanya aman dikonsumsi sampai jam tiga sore. Informasi itu wajib dicantumkan agar tetap aman,” tambahnya.
Sejumlah mitra sudah siap bergabung, di antaranya Hotel Grand Elty, Grand Fatma, Rumah Makan Tepian Pandan, Ayam Banjar, Bebakaran, serta dapur SPPG di Jalan Panjaitan dan Loa lepu yang setiap hari memproduksi ribuan porsi makanan untuk anak sekolah.
Dinas Ketahanan Pangan akan menyiapkan wadah makanan dan kendaraan operasional guna memudahkan distribusi dan memastikan proses berjalan higienis.
“Kami bantu wadah dan logistik agar donatur tidak repot. Yang penting pangan berlebih bisa cepat disalurkan dan tetap layak konsumsi,” ujarnya.
Ia menegaskan, program ini juga mendukung Dedikasi Bupati Kukar dalam Gerakan Seribu Petani dan Nelayan Tangguh, sekaligus bagian dari komitmen mewujudkan zero hunger di daerah.
“Produksi pangan terus kita dorong, tapi pemborosan harus ditekan. Dengan menyelamatkan pangan berlebih, Kukar ikut mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” pungkasnya. (jnl)


